Sabtu, 03 November 2012

Teknik Photography

Teknik Photography

Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya.

Kamera digital

Menggunakan sensor digital sebagai pengganti film
1. Consumer. Kamera saku, murah, mudah pemakaiannya. Lensa tak dapat diganti. Sebagian besar hanya punya mode full-otomatis. Just point and shoot. Beberapa, seperti Canon seri A, memiliki mode manual.
2. Prosumer. Kamera SLR-like, harga menengah. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto
3. DSLR. Digital SLR

Lensa Kamera

mata dari kamera, secara umum menentukan kualitas foto yang dihasilkan lensa memiliki 2 properties penting yaitu panjang fokal dan aperture maksimum.

Field of View (FOV)
tiap lensa memiliki FOV yang lebarnya tergantung dari panjang fokalnya dan luas film/sensor yang digunakan.

Field of View Crop
sering disebut secara salah kaprah dengan focal length multiplier. Hampir semua kamera digital memiliki ukuran sensor yang lebih kecil daripada film 35mm, maka pada field of view kamera digital lebih kecil dari pada kamera 35mm. Misal lensa 50 mm pada Nikon D70 memiliki FOV yang sama dengan lensa 75mm pada kamera film 35mm (FOV crop factor 1.5x)

Jenis-jenis Lensa
a. berdasarkan prime-vario
1. Fixed focal/Prime, memiliki panjang fokal tetap, misal Fujinon 35mm F/3.5 memiliki panjang fokal 35 mm. Lensa prime kurang fleksibel, namun kualitasnya lebih tinggi daripada lensa zoom pada harga yang sama
2. Zoom/Vario, memiliki panjang fokal yang dapat diubah, misal Canon EF-S 18-55mm F/3.5-5.6 memiliki panjang fokal yang dapat diubah dari 18 mm sampai 55 mm. Fleksibel karena panjang fokalnya yang dapat diatur

b. berdasarkan panjang focal
1. Wide, lensa dengan FOV lebar, panjang fokal 35 mm atau kurang. Biasanya digunakan untuk memotret pemandangan dan gedung
2. Normal, panjang fokal sekitar 50 mm. Lensa serbaguna, cepat dan harganya murah
3. Tele, lensa dengan FOV sempit, panjang fokal 70mm atau lebih. Untuk memotret dari jarak jauh

c. berdasarkan aperture maksimumnya
1. Cepat, memiliki aperture maksimum yang lebar
2. Lambat, memiliki aperture maksimum sempit

d. lensa-lensa khusus
1. Lensa Makro, digunakan untuk memotret dari jarak dekat
2. Lensa Tilt and Shift, bisa dibengkokan
Ketentuan lensa lebar/tele (berdasarkan panjang focal) di atas berlaku untuk kamera film 35mm. Lensa Nikkor 50 mm menjadi lensa normal pada kamera film 35mm, tapi menjadi lensa tele jika digunakan pada kamera digital Nikon D70. Pada Nikon D70 FOV Nikkor 50 mm setara dengan FOV lensa 75 mm pada kamera film 35mm

Peralatan bantu lain
- Tripod , diperlukan untuk pemotretan dengan kecepatan lambat. Pada kecepatan lambat, menghindari goyangan kamera jika dipegang dengan tangan (handheld). Secara umum kecepatan minimal handhel adalah 1/focal.
Membawa tripod saat hunting bisa merepotkan. Untuk keperluan hunting biasanya tripod yang dibawa adalah tripod yang ringan dan kecil.
- Monopod , mirip tripod, kaki satu. Lebih mudah dibawa. Hanya dapat menghilangkan goyangan vertikal saja.
- Flash/blitz/lampu kilat , untuk menerangai obyek dalam kondisi gelap
- Filter , untuk menyaring cahaya yang masuk. Ada banyak jenisnya :
UV, menyaring cahaya UV agar tidak terjadi hazy pada foto2 landscape, sering digunakan untuk melindungi lensa dari debu.
PL/CPL (Polarizer/Circular Polarizar) untuk mengurangi bayangan pada permukaan non logam. Bisa juga untuk menambah kontras langit

Exposure

jumlah cahaya yang masuk ke kamera, tergantung dari aperture dan kecepatan.
- Aperture/diafragma . Makin besar aperture makin banyak cahaya yang masuk. Aperture dinyatakan dengan angka angka antara lain sebagai berikut: f/1,4 f/2 f/3,5 f/5.6 f/8. semakin besar angkanya (f number), aperture makin kecil aperturenya
- Shutter speed/kecepatan rana . Makin cepat, makin sedikit cahaya yang masuk
- ISO , menyatakan sensitivitas sensor/film. Makin tinggi ISOnya maka jumlah cahaya yang dibutuhkan makin sedikit. Film ISO 100 memerlukan jumlah cahaya 2 kali film ISO 200
Contoh: kombinasi diafragma f/5.6 kec. 1/500 pada ISO 100 setara dengan diafragma f/8 kec 1/500 atau f/5.6 kec. 1/1000 pada ISO 200.

Exposure meter , pengukur cahaya. Hampir tiap kamera modern memiliki pengukur cahaya internal. Selain itu juga tersedia pengukur cahaya eksternal

Exposure metering ( sering disingkat dengan metering )
adalah metode pengukuran cahaya
1. Average metering , mengukur cahaya rata-rata seluruh frame
2. Center-weighted average metering , mengukur cahaya rata-rata dengan titik berat bagian tengah
3. Matrix/Evaluative metering , Mengukur cahaya di berbagai bagian dari frame, untuk kemudian dikalkulasi dengan metode-metode otomatis tertentu
4. Spot metering , mengukur cahaya hanya pada bagian kecil di tengah frame saja

Exposure compensation, 18% grey . Exposure meter selalu mengukur cahaya dan menhasilkan pengukuran sehingga terang foto yang dihasilkan berkisar pada 18% grey. Jadi kalau kita membidik sebidang kain putih dan menggunakan seting exposure sebagaimana yang ditunjukan oleh meter, maka kain putih tersebut akan menjadi abu-abu dalam foto. Untuk mengatasi hal tersebut kita harus melakukan exposure compensation. Exposure kita tambah sehingga kain menjadi putih.

Under exposured = foto terlalu gelap karena kurang exposure
Over exposured = foto terlalu terang karena kelebihan exposure

Istilah stop
Naik 1 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 2 kali.
Naik 2 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 4 kali.
Turun 1 stop exposure diturunkan menjadi 1/2 kali.
Turun 2 stop exposure diturunkan menjadi 1/4 kali.

Kenaikan 1 stop pada aperture sebagai berikut: f/22; f/16; f/11; f/8; f/5,6; f/4; f/2,8; f/2.
Beda f number tiap stop adalah 0,7 kali (1/ akar2).
Kenaikan 1 stop pada kec. Rana sebagai berikut: 1/2000; 1/1000; 1/500; 1/250; 1/125; 1/60; 1/30; 1/15; 1/8; 1/4; 1/2; 1.
Beda speed tiap stop adalah 2 kali

DOF , Depth of Field, kedalaman medan. DOF adalah daerah tajam di sekitar fokus.
Kedalaman medan dipengaruhi oleh besar aperture, panjang fokal, dan jarak ke obyek.
1. Aperture, semakin besar aperture (f number makin kecil) maka DOF akan makin dangkal/sempit
2. Panjang fokal (riil), semakin panjang fokal, DOF makin dangkal/sempit
3. Jarak ke obyek, semakin dekat jarak ke obyek maka DOF makin dangkal/sempit

Pemilihan DOF
- Jika DOF sempit, FG dan BG akan blur. DOF sempit digunakan jika kita ingin mengisolasi/menonjolkan obyek dari lingkungan sekitarnya misalnya pada foto-foto portrait atau foto bunga.
- Jika DOF lebar, FG dan BG tampak lebih tajam. DOF lebar digunakan jika kita menginginkan hampir seluruh bagian pada foto nampak tajam, seperti pada foto landscape atau foto jurnalistik.

Shooting mode
Mode auto , mode point and shoot, tinggal bidik dan jepret
1. Full auto, kamera yang menentukan semua parameter
2. Portrait, kamera menggunakan aperture terbesar untuk menyempitkan DOF
3. Landscape, kamera menggunakan aperture terkecil
4. Nightscene, menggunakan kecepatan lambat dan flash untuk menangkap obyek dan BG sekaligus
5. Fast shuter speed
6. Slow shutter speed

Creative zone
1. P, program AE. Mirip dengan mode auto dengan kontrol lebih. Dengan mode ini kita bisa mengontrol exposure compensation, ISO, metering mode, Auto/manual fokus, white balance, flash on/off, dan continues shooting.
2. Tv, shutter speed priority AE. Kita menetukan speed, kamera akan menghitung aperture yang tepat
3. Av, aperture priority AE. Kita menentukan aperture, kamera mengatur speed
4. M, manual exposure. Kita yang menentukan aperture dan speed secara manual

Komposisi dan Angle
Komposisi adalah penempatan obyek dalam frame foto
Angle adalah sudut pemotretan, dari bawah, atas, atau sejajar
Komposisi dan angle lebih menyangkut ke seni dari fotografi. Faktor selera fotografer sangat besar pengaruhnya.

Jaringan Telekomunikasi



Jaringan Telekomunikasi secara umum
            Dilihat dari segi bahasa, istilah jaringan sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.Dalam buku laporan ini saya perkenalkan pula istilah jaringan telekomunikasi, yang tiada lain komponen-komponen penyalur berita telekomunikasi di sekitar kita. Ditinjau dari segi makna, jaringan telekomunikasi sebenarnya terdiri atas beberapa komponen yang dapat membangun hubungan telekomunikasi itu sendiri . Ia mencakup komponen terminal (misalnya pesawat telepon), saluran kabel , dan sentral (misalnya sentral telepon) sebagai tempat penyambung dan pemutus percakapan telepon .
           Namun dalam buku laporan ini , yang kita maksud dengan jaringan adalah terjemahan dari kata “network” , media penyalur berita-berita telekomunikasi , yang menghubungkan para pengguna jasa telekomunikasi sesamanya. Ia sering pula disebut dengan “saluran fisik” , yang menghubungkan komponen-komponen pesawat terminal ( pesawat telepon , faksimile , dan sebagainya ) dengan sentral telekomunikasi.
           Saluran fisik , adalah semacam media transmisi yang dapat dilihat dan diraba secara fisik .
Untuk menghubungkan pesawat telepon dari tempat palanggan ke sentral telepon misalnya, perlu ada saluran . Saluran ini biasanya terbuat dari logam (kawat tembaga atau kawat besi), dan belakangan dikembangkan lagi berupa bahan yang terbuat dari serat optik (optical fiber).
Demikian arti jaringan telekomunikasi secara umum yang dapat disampaikan.

Jaringan Lokal Akses Tembaga
           Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT) adalah merupakan suatu jaringan kabel telepon dari bahan tembaga yang dipasang atau ditarik dan dipergunakan untuk menghubungkan pesawat-pesawat pelanggan dengan sentral lokal yang bersangkutan. Konfigurasi jaringan akses ini dimulai dari teminal blok vertikal pada rangka pembagi utama (MDF) sampai kotak terminal batas (KTB) yang menggunakan kabel tembaga sebagai media aksesnya atau juga menambahkan peangkat lain untuk meningkatkan performansi atau unjuk kerja dari jarlokat tersebut.

* Struktur Jaringan
Berdasarkan cara pencatuan saluran dari sentral ke pesawat pelanggan, jaringan kabel lokal dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu jaringan catu langsung, jaringan catu tak langsung , dan jaringan catu kombinasi.

**Jaringan catu langsung
Jaringan catu langsung ini, pesawat pelanggan dicatu dari KP terdekat yang langsung dihubungkan dengan RPU tanpa melalui RK . Jadi pelanggan ini, semua pasangan urat kabel dari KP tersambung secara tetap (permanen) ke RPU.







** Jaringan catu tak langsung
Jaringan catu tak langsung adalah jaringan kabel lokal dimana pesawat pelanggan dicatu dari KP terdekat yang dihubungkan terlebih dahulu ke RK , baru kemudian dihubungkan ke RPU .
Dalam hal ini RK berfungsi sebagai titik sambung antara kabel primer dan kabel sekunder.





** Jaringan Catu Kombinasi
Jaringan catu kombinasi adalah jaringan lokal dimana pesawat pelanggan dicatu melalui dua cara, yakni sebagian dengan catu langsung dan sebagian lagi dengan catu tak langsung .





* Ruas RPU
          RPU berada di salah satu ruang yang ada di kantor (sentral) telekomunikasi. Penempatan RPU ini harus diperhitungkan , karena ia merupakan titik awal penyambungan kabel. Oleh sebab itu, biasanya ia ditempatkan di ruangan bawah STO (Sentral Telekomunikasi Otomat) agak ke depan sehingga mudah dijangkau oleh kabel dari luar. Dibawah ruang RPU biasanya dipasang rangka besi, untuk mengikatkan kabel primer dari luar, sebelum dicatu ke RPU . Dengan demikian, fungsi RPU sangat strategis, ia merupakan tempat penyambungan kabel primer dengan kabel yang keluar dari sentral . Ia juga sebagai tempat melakukan pengetesan dalam melokalisir gangguan. Dengan adanya RPU maka saluran kabel dapat lebih fleksibilitas, dan tidak kau membujur dari primer langsung tersambung ke sentral. Bentuk RPU biasanya bergantung dari jenis sentral telekomunikasi yang digunakan. RPU pada sentral otomat sudah berbeda bentuknya dengan yang ada pada sentral yang masih manual. Pada sentral telekomunikasi yang masih manual  (sistem lama), ia biasanya hanya berbentuk papan atau lemari perkawatan, sedangkan pada sentral yang telepon yang sudah otomat, RPU-nya berbentuk kerangka besi.
Ruas RPU :
a. Ruangan Pembagi Utama
b. Ruang Kelder (Chamber)
c. Meja Ukur (idle)

* Ruas Primer
Ruas primer adalah terminal blok yang ada di suatu rak d RPU .
Kabel primer adalah kabel yang fungsinya menghubungkan RPU suatu sentral telepon ke RK dan DP/KP pada daerah catuan langsung .
Jaringan kabel dengan kapasitas besar (maksimum 2400 pasang dan minimum 200 pasang)  yang dipasang dari terminal RPU sampai ke terminal pada RK , KP pada DCL atau terminal pada gedung.




Kabel primer yang ada mempunyai kapasitas maksimum 2400 pasang dengan diameter 0,4 mm ( Foam Skin Cable).
Untuk STO kapasitas besar , kabel primer ditanam langsung atau dipasang menggunakan polongan (system duct).
Penanaman / tanda P1 , P2, P3 dan seterusnya dimulai dari kiri ke kanan, bila kita menghadap ke RPU.
Kapasitas kabel primer berkisar antara 1,1 s/d 1,5 dari kapasitas sentral .
Ruas Primer :
a. Kabel Primer
b. Duct/Manhole

* Ruas RK ( Rumah Kabel )
Rumah Kabel (RK) merupakan bagian penting dalam jaringan telekomunikasi. Ia menjembatani antara sentral dengan pelanggan. Fungsi suatu RK dapat dibedakan antara lain sebagai tempat penyambungan kabel primer dengan kabel sekunder, tempat peralihan kabel besar menjadi beberapa bagian kabel kecil (sekunder).
Di RK juga dilaksanakan pengetesan guna melokalisasi gangguan, serta tempat melaksanakan penjumperan anatar terminal blok disisi primer dengan terminal blok di sisi sekunder. Rk juga dapat mempermudah fleksibilitas rentangan jaringan kabel yang ada di lapangan .
Kapasitas RK yang paling kecil biasanya 800 pasang, dan yang paling besar berkapasitas 2400 pasang (dimensi RK berkapasitas 1600 pasang).Pada umumnya perbandingan primer dengan sekunder seperti 2:3 .
Bentuk RK bermacam-macam. Ada yang bentuknya persegi empat , ada juga yang bentuknya silinder (lonjong), yang warnanya biasanya abu-abu supaya tidak mudah kotor dan terlihat dari jauh .
Pemasangan RK biasanya di pinggir-pinggir jalan, atau di trotoar supaya tidak mengganggu lalu lintas dan aman dari gangguan tangan-tangan jahil.
Ruas RK :
a. Badan/Box RK
b. Terminal
c. Kawat silang (kabel jumper)
d. Pentanahan




* Ruas Sekunder
Kabel sekunder adalah kabel yang menghubungkan RK dengan DP/KP. Kabel sekunder mempunyai kapasitas maksimal 200 pasang dengan diameter urat kabel bervariasi antara 0,4 s/d 0,8 mm seperti kabel sekunder dipasang dengan cara ditanam langsung atau atas tanah ( kebel udara ).
Ruas Sekunder :
a. Kabel Tanah
b. Kabel Udara
Jaringan kabel yang berkapasitas lebih kecil dari kabel primer (maksimum 200 pasang dan minimum 10 pasang ) yang dipasang dari terminal RK sampai ke KP atau terminal pada Titik Pembagi Atas Tanah (TPAT)  atau Titik Pembagi Bawah Tanah (TPBT)




Kapasitas maksimum 200 pasang dengan diameter urat bervariasi mulai 0,4 mm sampai dengan 0.8 mm.
Penamaan/ tanda S1, S2, S3 dan seterusnya dimulai dari sekunder terpasang .
Kabel Sekunder dipasang dengan cara tanam langsung atau atas tanah (kabel udara).
Kapasitas kabel sekunder biasanya bervariasi 1,1 sampai dengan 1,5 dari kapasitas kabel primer.

* Ruas KP (Kotak Pembagi)
Kotak Pembagi (KP) merupakan kata lain dari DP (Distribution Point) .
Suatu KP berfungsi sebagai tempat penyambungan kabel sekunder dan kabel penanggal (distribusi). Dengan demikian, KP merupakan tempat peralihan antar kabel catuan (penanggal) dengan kabel sekunder yang atas tanah atau yang bawah tanah. Pemasangan KP ini biasanya ditempat-tempat  ketinggian (diatas tiang telepon ) atau dibawah tanah sehingga tidak mudah diganggu oleh tangan yang tidak berkepentingan .
Fungsi suatu KP, selain sebagai tempat penyambung (terminasi) kabel, juga tempat pengetesan guna melokalisasi gangguan jaringan.
Dilihat dari penempatannya maka KP dibedakan atas dua macam, yaitu KP atas tanah dan KP bawah tanah.
Ruas KP :
a. Badan/Box KP
b. Terminal
c. Montase Kabel
d. Pentanahan

* Ruas SP (Saluran Penanggal)

Kabel distribusi yang dimaksud adalah kabel distribusi pelanggan (kabel penanggal) yang mempunyai fungsi menghubungkan KP (TPAT) ke tambatan akhir dirumah pelanggan (KTB).
Dapat juga menghubungkan KP (TPBT) kre terminal blok dirumah pelanggan melalui saluran bawah tanah .
Kabel yang digunakan adalah Drop Wire (saluran penanggal).
Ada 2 jenis Drop Wire, yaitu :
l  Drop wire dengan penguat
l  Drop wireytanpa penguat



Ruas Saluran Penanggal :
a. Kabel Udara
b. Drop Wire
c. Tambat awal / antara / Tambat akhir